Penyakit Akibat Kerja: Bukan Sekadar Capek Biasa!

Menurut Pemerintah Republik Indonesia melalui Permenaker No. Per. 01/Men/1981, Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja yang akan berakibat cacat sebagian maupun cacat total.

Berikut adalah penyakit akibat kerja yang umum terjadi:

Petugas P3K Sedang Menangani Pekerja

1. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah penyakit kulit yang umum terjadi di lingkungan kerja. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit merah meradang setelah terpapar agen fisik, biologis, atau kimia. Penyakit ini dibedakan menjadi dua berdasarkan pemicunya yaitu dermatitis kontak alergi, yang disebabkan oleh paparan langsung zat pemicu alergi. Sehingga reaksi yang terjadi setelah kntak berulang kali. Sedangkan, jenis kedua adalah dermatitis kontak iritan yang diakibatkan oleh paparan langsung terhdap bahan kimia atau zat yang bersifat iritan, mengakibatkan kerusakan langsung pada lapisan kulit.

2. Gangguan pernapasan

Paparan berulang jangka panjang selama bekerja terhadap zat, seperti debu, gas, atau asap dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Berikut beberapa gangguan pernapasan yang terkait penyakit akibat kerja:

  • Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang menyebabkan saluran udara di paru-paru menjadi sempit dan meradang, sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
  • Pneumoconiosis adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh terhirupnya debu-debu tertentu dalam jangka waktu lama, seperti debu batu bara, debu asbes, debu silikon, atau debu mineral lainnya. Debu ini menumpuk di paru-paru dan menyebabkan peradangan serta jaringan parut (fibrosis) yang membuat fungsi paru-paru menurun.
  • PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) adalah penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan penyempitan saluran pernapasan sehingga menghambat aliran udara keluar masuk paru-paru. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sulit bernapas, terutama saat menghembuskan napas.

PPOK biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap asap rokok, polusi udara, debu, atau zat berbahaya lainnya. Gejala umumnya meliputi batuk berkepanjangan, dahak berlebih, sesak napas, dan mudah lelah.

3. Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal adalah masalah kesehatan yang sering muncul akibat aktivitas kerja, khususnya yang melibatkan otot, tulang, sendi, ligamen, dan jaringan penopang tubuh lainnya.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kebiasaan kerja yang kurang baik, seperti duduk terlalu lama dengan posisi yang salah, melakukan gerakan yang sama berulang kali, atau mengangkat beban yang terlalu berat.

Beberapa jenis gangguan muskuloskeletal yang umum ditemui di lingkungan kerja antara lain:

  • Carpal tunnel syndrome, yaitu gangguan pada pergelangan tangan akibat tekanan berlebih pada saraf. Ini sering dialami oleh pekerja yang menggunakan tangan secara intens, seperti staf administrasi, kasir, atau tukang bangunan.
  • Tendinitis, yaitu peradangan pada tendon (jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang), biasanya terjadi karena gerakan berulang dalam jangka waktu lama.
  • Bursitis, yaitu peradangan pada bursa—kantong kecil berisi cairan yang berfungsi mengurangi gesekan antara tulang, otot, dan tendon.

4. Gangguan Pendengaran

Paparan suara keras dalam jangka waktu lama bisa berdampak buruk pada pendengaran. Para ahli menyebutkan bahwa suara yang melebihi 85 desibel (dB) dan terdengar terus-menerus dapat memicu gangguan pada telinga.

Di tempat kerja, kebisingan yang tinggi bisa merusak sel-sel rambut halus di bagian dalam telinga—bagian yang berperan penting dalam menangkap suara. Kerusakan ini umumnya bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki.

Berikut beberapa jenis gangguan pendengaran yang sering terjadi karena kondisi kerja:

  • Tuli karena kebisingan, yaitu gangguan pendengaran yang muncul akibat paparan suara keras dalam waktu lama, seperti yang sering dialami pekerja di pabrik, bengkel, atau industri berat.
  • Tuli karena getaran, yaitu gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpapar getaran secara terus-menerus, misalnya dari penggunaan mesin berat atau alat kerja yang bergetar kuat.

5. Kanker Akibat Lingkungan Kerja

Beberapa jenis kanker bisa muncul karena seseorang terpapar zat-zat berbahaya saat bekerja, terutama di lingkungan dengan risiko tinggi seperti pabrik, industri kimia, atau konstruksi.

Berikut ini beberapa contoh kanker yang berkaitan dengan paparan zat berbahaya di tempat kerja:

  • Leukemia, yaitu kanker darah yang bisa dipicu oleh paparan zat kimia tertentu seperti benzena atau formaldehida, yang banyak ditemukan di industri kimia dan manufaktur.
  • Mesothelioma, yakni kanker langka yang menyerang selaput pelindung organ dalam tubuh (mesothelium), biasanya disebabkan oleh paparan asbes—bahan yang dulu banyak dipakai di sektor konstruksi dan bangunan.
  • Kanker paru-paru, yang berkembang akibat paparan jangka panjang terhadap debu, asap, atau zat kimia berbahaya seperti asbes, arsenik, dan nikel, yang umum ditemui di tempat kerja dengan ventilasi buruk atau perlindungan yang kurang memadai.

6. Infeksi Menular di Tempat Kerja

Beberapa tempat kerja, seperti rumah sakit dan laboratorium, memiliki risiko tinggi terhadap penularan penyakit menular. Di lingkungan seperti ini, pekerja bisa terpapar virus, bakteri, atau mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan infeksi.

Berikut beberapa contoh penyakit menular yang sering ditemukan di lingkungan kerja:

  • Tuberkulosis (TBC) – Infeksi yang biasanya menyerang paru-paru, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar lewat udara, terutama melalui percikan batuk dari orang yang terinfeksi.
  • Influenza – Penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus flu, biasanya menular lewat droplet (percikan air liur) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
  • Hepatitis – Infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Penularannya bisa terjadi melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.

7. Gangguan Mental Akibat Tekanan Kerja

Gangguan mental yang berkaitan dengan pekerjaan adalah kondisi kesehatan jiwa yang muncul atau makin parah karena tekanan, stres, atau beban emosional di lingkungan kerja.

Salah satu gangguan yang paling umum adalah Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma.

PTSD sering dialami oleh pekerja yang berada di lingkungan kerja penuh tekanan atau berisiko tinggi, seperti petugas keamanan, anggota kepolisian, hingga personel militer. Mereka bisa mengalami trauma akibat situasi berbahaya atau kejadian yang mengguncang secara emosional.

Informasi Lebih Lanjut : https://bio.multikridatraining.co.id/
Artikel Lainnya : https://multikridatraining.co.id/artikel/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top