Apakah Ada Aspek K3 Yang Diabaikan Di Balik Peristiwa Mobil BMW Terbang Di Tol Krian Gresik Yang Belum Jadi?

Foto CCTV
Sumber foto: Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik & Jelajah gresik
Sumber foto: Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik & Jelajah gresik

Peristiwa Mobil BMW Terbang Di Tol Krian Gresik yang belum rampung ini terjadi pada Sabtu, 05 April 2025 pada pukul 21.45 WIB. Mobil MBW hitam ini dikendarai oleh Moch. Rudie H.K (61) dan Endang S.W (47) yang berdomisili di Surabaya.
Berdasarkan keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko, mobil tersebut terjun di jalan Tol Krian Gresik yang ujungnya belum tersambung tersebut diduga karena sang sopir fokus pada Google Maps.

Foto anggota Kepolisian di TKP
Sumber foto : Yudhi Radar Gresik
Sumber foto : Yudhi Radar Gresik

Kronologi Peristiwa Mobil BMW Terbang Di Tol Krian Gresik :


– Pada pukul 21:52:36 WIB awalnya mobil BMW tersebut masuk dari Gerbang Tol Belahan Rejo yang mengarah ke Bunder, Gresik. Sesampainya di KM 27/A diduga pengemudi berhenti di bahu jalan melihat Google Maps.
– Pada Pukul 21:52:45 WIB Mobil BMW itu masuk melewati sela Moveable Concrete Barrier dan Nose Diverging yang berjarak dua meter, di mana jalur tersebut digunakan khusu bagi petugas tol saja.
– Pukul 21:52:49 WIB Mobil tersebut melaju di jalan Tol Krian Gresik yang belum rampung, di mana ujungnya belum tersambung dengan kecepatan 80 KM/jam. Di mana jarak antara mobil BMW menerobos celah barrier dengan ujung Jalan Tol Krian-Gresik atau lokasi tempat kejadian perkara sekitar 1,2 KM.
– Pukul 21.53.22 WIB mobil tersebut terjun dari ujung jalan tol ke Jalan Wahidin Sudirohusod dengan posisi menghadap ke utara. Beruntungnya, dua korban selamat dan hanya mengalami luka ringan serta shock.


Berikut adalah penjelasan dari Andreas, QHSE PT Waskita Bumi Wira, mengenai aspek K3 di jalan tol yang belum rampung tersebut. Pada tahun 2020 jalan tol tersebut sudah lolos uji layak operasi dari kementrain PUPR dkk. Di mana rambu lalu lintas sudah ditutup dan ada rekomendasi memasang 250 m barrier. Sedangkan celah 1,8 m tersbeut diperuntukkan inspeksi bagi petugas saja. Apabila kendaraan tidak berhenti, maka celah untuk petugas harusnya tidak terlihat, di mana minimal berkendara di tol adalah 40KM/Jam.


Setelah adanya peristiwa tersebut, maka Andreas menjelaskan bahwa sekarang sudah pagar di celah inspeksi bagi petugas, dan diujung jembatan yang belum rampung juga ditambah dengan pembatas beton untuk double safety. Sehingga mobil sudah yang tidak bisa masuk lagi.
Menurut Andreas peristiwa ini terjadi karena kelalaian pengemudi, di mana dari pihak PT Waskita Bumi Wira sebelumnya sudah menginformasikan kepada Google mengenai hal tersebut sehingga kemungkinan hal ini terjadi karena salah intrepretasi membaca Google Maps saja.

Multikridatraining/okti

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top